Meluruskan kerancuan pemahaman antara Ahlul Bait (keluarga Nabi) dan Dzurriyah Nabi (keturunan Nabi).
1.) Ahlul Bait adalah orang-orang tertentu yang disucikan oleh Allah dari segala rijs (kotoran) sebagaimana dijelaskan di dalam Al-Qur’an.
2.) Ahlul Bait adalah salah satu dari dua pusaka (tsaqalain) yang ditinggalkan oleh Rasulullah saw. bagi umat agar tidak tersesat.
3.) Siapa Ahlul Bait yang suci itu juga sudah dijelaskan oleh Rasulullah saw, bahkan istri-istri beliau pun tidak masuk dalam lingkaran Ahlul Bait yang suci.
4.) Sementara Dzurriyyah Nabi adalah orang-orang yang secara nasab bersambung ke Al-Hasan ataupun Al-Husain.
5.) Jaminan tathhir dan penyucian dari rijs hanya berlaku pada orang-orang tertentu yang telah dijelaskan oleh Rasulullah saw. dan bukan untuk seluruh Dzurriyyah Nabi.
Al faqir sebagai contoh, adalah seorang dzurriyyah, namun saya tidak pernah mengaku sebagai Ahlul Bait yang suci.
Dan saya yakin tidak ada Dzurriyyah sehat pikir yang mengaku dirinya sebagai Ahlul Bait yang suci.
Seandainya ada, maka dia hanya akan mengolok-olok dirinya sendiri.
6.) Hadits “Ahlulbaitku laksana bahtera Nuh”, juga berkaitan dengan Ahlulbait yang suci itu dan bukan bagi seluruh dzurriyyah nabi.
7.) Jadi setiap Ahlul Bait adalah pasti Dzurriyyah Nabi, namun tidak setiap Dzurriyyah adalah Ahlul Bait.
8.) Meski Dzurriyyah itu tidak suci dan bukan Ahlul Bait, para pecinta Rasulullah saw. dan Ahlul Bait pasti akan memuliakan dan menghormati mereka, terkhusus bila si dzurriyyah mampu menghiasi diri dengan akhlak yang mulia.
Dan pada saat yang sama jangan ada dzurriyyah yang mengangkat posisi dirinya berlebihan hingga memberikan predikat Ahlulbait pada diri mereka.
Oleh: Habib Salim Al-Athas
Sumber: bangkitmedia.com
ADS HERE !!!