Beberapa poin dawuh Mbah Maimoen Sarang dalam resepsi pernikahan Ning Miming (Sarang) dan Gus Aris (Lirboyo).
1.) Sarang dan Lirboyo dari dulu hingga sekarang tidak putus. Dimana Mbah Mad dulu memondokkan putranya di Lirboyo. Kemudian disusul Mbah Moen dipondokkan Mbah Mad di sana. Sekarang Sarang dan Lirboyo besanan. Terhitung sudah ada 4 yang menjalin besanan. Sebagaimana dawuh:
الأرواح جنود مجندة. فما تعارف ائتلف وما تناكر اختلف.
“Ruh-ruh itu temannya banyak sekali, jika ruh yang satu dengan yang lain cocok, maka ia akan berteman (akur) dan jika tidak cocok (berselisih), maka ia akan berpisah.”
2.) Dalam Islam tidak ada perintah untuk “tashrihun bi ihsan”. Tradisi tersebut hanya ada di kalangan sayyid. Karena antara nikah dan talaknya seorang sayyid itu sama-sama membawa berkah. Islam di Indonesia ini waqila sudah ada sejak tahun 200 H. Tetapi Islam berkembang pesat setelah para walisongo berdakwah di sini. Dimana semua walisongo merupakan sayyid kecuali Sunan Kalijogo, Sunan Muria dan Raden Fattah. Tapi jangan lupa Raden Fattah adalah menantu dari Raden Rahmat Sunan Ampel. Sehingga keturunan Raden Fattah bisa dikatakan Dzurriyah Rasulullah SAW. Sampai sekarang mayoritas pondok yang besar di Indonesia ini masih ada jalur keturunan dengan Nabi Muhammad SAW.
3.) Keturunan Rasulullah SAW ada 4 kategori: Alurrosul, Ahlul Bait, Dzurriyah dan Itroh.
a. Alurrosul mencakup semua keturunan Bani Hasyim dan Bani Mutthalib.
b. Ahlul Bait mencakup Sayyidah Fathimah, Sayyidina Hasan, dan Sayyidina Husain Radliyallahu ‘anhum.
c. Dzurriyah: Keturunan Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husain dari jalur laki-laki.
d. Itroh mencakup semua keturunan Nabi SAW yang alim. Seperti Sayyidina Ali, Sayyidina Husain, Sayyidina Ali Zainal Abidin, Sayyidina Ja’far As-Shadiq Radliyallahu ‘anhum dan seterusnya.
|
Mbah Maimoen bersama KH. Imam Yahya Mahrus |
4.) Mbah Manaf kalau ngaji tidak ada maknanya, kamusnya, juga tidak ada marji’ dlomirnya. Karena beliau memegang prinsip:
من تعلم ولم يعرف مرجع الضمير فليس له الضمير.
5.) Di dunia ini tidak ada kata otomatis, karena semua adalah ciptaan Allah Ta’ala. Allah Ta’ala menciptakan semuanya ini berhubungan dengan perkara yang mungkin terjadi dan tidaknya. Dalam akidah Islam api tidak serta merta membakar sebagaimana api tidak bisa membakar jasadnya Nabi Ibrahim AS. Hal ini berbeda dengan pemahaman mayoritas orang modern.
6.) Walaupun kita sekarang hidup di jaman modern tetapi jangan sampai meninggalkan salafussholih, yaitu dengan mengaji kitab salaf. Karena kitab-kitab yang ada merupakan warisan ulama sedangkan ulama adalah warosatul anbiya’. Begitu juga prosesi pembuatan Kiswah Ka’bah itu selama 1 tahun walaupun bisa dibuat dengan mesin selama 1 hari. Karena untuk menghindari produksi Kiswah dari mesin yang dibuat oleh orang kafir.
7.) Santri jangan sampai meninggalkan NU. NU itu didirikan oleh Mbah Hasyim. Setelah zamannya Mbah Hasyim tidak ada pondok salaf yang besar kecuali para pendirinya merupakan santri dari Mbah Hasyim. Seperti Sarang, Buntet, Lirboyo dan seterusnya. Tetapi juga jangan hanya grudak-gruduk di NU meninggalkan ngaji. Karena itu bisa menjadi musibah.
Oleh: Kiai Abil Mafahim
Sumber: bangkitmedia.com
ADS HERE !!!