Dullah Gendut alias Habib Abdullah Zaky Alkaf pulang ke Bandung, Paginya sang kakek sudah hadir di Sarang untuk memasrahkan ke Syaikhina Mbah Moen.
Waktu itu (tahun 1980-an) Sayyid Utsman Alkaf ke Sarang pas Mbah Moen sedang mengajar ngaji kitab Ihya’ Ulumiddin di rumahnya dan Sayyid Utsman Alkaf ikut mendengarkan ngaji Ihya diteras rumah.
Mbah Moen bahagia sekali kerawuhan Sayyid Utsman Alkaf Bandung. Lalu Mbah Moen memanggil santrinya, Kholid, untuk ini dan itu dalam rangka Hormat Dzurriyyah Rasul saw. yang terkenal wira’inya.
Selang beberapa hari Habib Abdullah Zaky Alkaf resmi mondok di Ponpes Al-Anwar dan menempati kamar tersendiri plus ditemani dua santri Bandung untuk melayani Habib Abdullah Zaky Alkaf atas perintah Mbah Moen.
Karena ketawadhu’annya, Habib Abdullah Zaky Alkaf akhirnya menyuruh dua santri Bandung tersebut untuk pindah kamar saja dan tidak usah melayaninya.
Atas perintah Mbah Moen juga, Pak A'wani, Pak Hamdan, Pak Bas, dan Gus Adhim untuk mengajar Habib Abdullah Zaky Alkaf.
Dan Mbah Moen sendiri sebelum mengajar ngaji kitab Ihya’, beliau mengajar ngaji kitab Arba’in Nawawi khusus kepada Habib Abdullah Zaky Alkaf.
Habib Abdullah Zaky Alkaf mondok di Sarang (Al-Anwar) tidak lama. Hanya 1,5 tahun saja. Tapi selama di Sarang, Habib Abdullah Zaky Alkaf tidak pernah pulang sama sekali.
Nah, ketika liburan pondok, Habib Abdullah Zaky Alkaf ingin sowan ke Mbah Hamid Pasuruan.
Akhirnya, Habib Abdullah Zaky Alkaf sowan Mbah Moen minta izin untuk jalan-jalan. Mbah Moen mengizini Habib Abdullah Zaky Alkaf untuk jalan-jalan. Kemudian Habib Abdullah Zaky Alkaf meluncur ke Pasuruan. Sampai di Pasuruan pas jamaah Subuh, Habib Abdullah Zaky Alkaf ikut jamaah Subuh dengan Mbah Hamid Pasuruan.
Usai wiridan Subuh, Mbah Hamid berdiri dan berkata: "Silahkan, Habib dari Bandung maju dan mimpin doa".
Begitu mendengar suara Mbah Hamid, Habib Abdullah Zaky Alkaf kaget dan tidak mau maju. Khawatir yang dimaksud Mbah Hamid bukan dirinya.
Selang beberapa menit, Mbah Hamid maju dan berhenti persis di hadapan Habib Abdullah Zaky Alkaf seraya berkata: "Silahkan, Bib".
Mau tidak mau Habib Abdullah Zaky Alkaf berdoa yang diamini Mbah Hamid dan santri-santri Pasuruan.
|
Mbah Maimoen Zubair dan Kiai Nawawi |
Setelah berdoa, Mbah Hamid menggandeng Habib Abdullah Zaky Alkaf ke rumahnya Mbah Hamid.
Habib Abdullah Zaky Alkaf dibisiki Mbah Hamid: " Bib, Anda beruntung sekali bisa ngaji dengan Gus Moen, Gus Moen itu Wali Muda".
Subhanallah…Habib Abdullah Zaky Alkaf langsung pamit dan kembali ke Sarang.
Setelah 1,5 tahun mondok di Sarang, sang kakek (Sayyid Utsman Alkaf) menjemput cucunya (Habib Abdullah Zaky Alkaf) untuk dinikahkan dengan Syarifah dari kota Cirebon.
Tapi sayang, Habib Abdullah Zaky Alkaf mendahului gurunya, Mbah Moen. Habib Abdullah Zaky Alkaf wafat dalam usia relatif muda.
Alhamdulillah, Habib Abdullah Zaky Alkaf dianugerahi seorang putra yang bernama Sayyid Haidar Alkaf yang masih belajar di Timur Tengah.
Alhamdulillah, kita semuanya bisa menjadi santrinya Mbah Moen Sang Wali Muda (tahun 1980-an) menjadikan kebanggaan tersendiri alias kenikmatan yang luar biasa.
Monggo kito kirim Fatihah ping tigo kagem Mbah Arwani Kudus, Mbah Hamid Pasuruan, Syaikhina Mbah Moen, Sayyid Utsman Alkaf dan Habib Abdullah Zaky Alkaf.
Lahumul Fatihah…
Disarikan dari tulisan Kiai Nawawi (Madu Kikuk)
Sumber: FB Madu Kikuk