Diceritakan bahwa pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz terjadi kelaparan yang hebat. Maka dari kalangan orang Arab mengutus seorang utusan. Dipilihlah seorang laki-laki agar berbicara kepada sang khalifah. Laki-laki tersebut berkata kepada sang khalifah, Umar bin Abdul Aziz, “Wahai Amirul mukminin! Kami datang kepada engkau karena sangat terpaksa. Kulit kami telah mengering mengalahkan tubuh kami karena kelaparan. Sedangkan kepuasan kami ada di baitul mal. Harta (di baitul mal) ini tidak lepas dari tiga bagian, yaitu mungkin harta itu milik Allah, mungkin harta itu milikmu, dan mungkin harta itu milik hamba Allah. Jika harta itu milik Allah, Allah pasti membutuhkannya. Jika harta itu milikmu, sudilah engkau menyedehkahkan kepada kami. Karena sesungguhnya Allah akan membalas orang-orang yang bersedekah. Jika harta itu milik hamba Allah, berikan kepada mereka hak-haknya.”
Lalu kedua mata Umar berlinang air mata kemudian berkata, “Sesungguhnya urusan itu seperti yang engkau sebutkan tadi, hai orang laki-laki!” Lalu Umar memerintahkan agar mereka (rakyat yang membutuhkan) dicukupi kebutuhan pokoknya dari baitul mal. Ketika mereka (laki-laki itu dan beberapa orang yang bersamanya) mau keluar, Umar berkata kepadanya. “Hai lelaki yang merdeka! Sebagaimana engkau telah menyampaikan kepada kami akan kebutuhan-kebutuhan hamba Allah dan memperdengarkan kepada kami perkataan mereka (rakyat), sampaikan permohonanku dan kebutuhanku kepada Allah swt.!”
Lalu orang Badui itu mengalihkan pandangannya ke atas (langit) dan berdoa, “Wahai Tuhanku! Dengan kemuliaan dan keagungan-Mu, berilah kebaikan kepada Umar sebagaimana Engkau melakukan kepada hamba-hamba-Mu.”
Belum selesai perkataannya, hujan telah turun dengan derasnya. Tak diduga, sebongkah hujan batu besar jatuh ke dalam sebuah bejana lalu pecah. Lalu, dari hujan batu itu keluar secarik kertas yang bertuliskan, “Ini pembebasan dari Allah Yang Maha Perkasa kepada Umar bin Abdul Aziz dari neraka.”
Wallahu A’lam
Sumber: tebuireng.online
ADS HERE !!!