Suatu waktu, Imam Syafi’i belajar kitab firasat (kitab yang berisi ilmu-ilmu tentang firasat) di daerah Yaman. Setelah mengkhatamkan kitab tersebut di hadapan gurunya dan dinyatakan lulus oleh gurunya, akhirnya Imam Syafi’i melanjutkan petualangannya dalam mencari ilmu.
Dalam perjalanan, Imam Syafi’i menguji kebenaran isi kitab firasat tersebut, dan semua yang diuji ternyata benar. Akan tetapi, suatu hari dalam perjalanannya Imam Syafi’i bertemu dengan seseorang yang mana perilaku orang tersebut seharusnya buruk sebagaimana tertulis dalam kitab firasat tersebut, tetapi itu sebaliknya. Orang tersebut sangat baik kepada Imam Syafi’i, sampai-sampai Imam Syafi’i disuruh menginap di rumahnya dengan perlakuan yang istimewa. Bahkan sangking kecewanya dengan isi kitab firasat itu, Imam Syafi’i hampir membakar kitab tersebut. Karena Imam Syafi’i beranggapan bahwa isi kitab firasat ini tidak semuanya benar.
Kemudian, setelah 3 malam menginap di rumah orang itu, Imam Syafi’i pamit pulang untuk melanjutkan perjalanannya. Seketika itu, orang itu tidak mengizinkannya sebelum Imam Syafi’i membayar semua biaya penginapan dan perlakuan istimewa yang dilakukan orang itu kepada Imam Syafi’i. Betapa kaget Imam Syafi’i atas sikap orang itu.
Akhirnya, Imam Syafi’i pun membayar semuanya hingga ongkos perjalanannya pun berkurang banyak. Dari peristiwa itu, Imam Syafi’i semakin yakin bahwa semua isi kitab firasat yang telah dikajinya adalah benar dan kitab firasat itu tidak jadi dibakar.
Wallahu A’lam
Oleh: Saifur Ashaqi
Disarikan dari ceramah KH. Baha’uddin Nursalim (Gus Baha’) di akun youtube
ADS HERE !!!