Dulu saat Kiai A’wani menjadi pengurus Ponpes Al-Anwar tempo dulu, beliau ingin mengundang KH. Bisri Mustofa untuk menyampaikan mau’idzoh pada acara maulid dan harlah Ponpes Al-Anwar seperti biasanya.
Namun, saat Syaikhina Maimoen Zubair mengetahui bahwa panitia maulid ingin mengundang KH. Bisri Mustofa, beliau langsung memanggil Kiai A’wani yang menjadi panitia kala itu. “Ojo Kiai Bisri liane wae” (jangan undang Kiai Bisri, lainnya saja) perintah Syaikhina.
Kiai A’wani muda pun bingung ingin mengundang Kiai siapa, padahal biasanya yang mengisi mauidzoh adalah Kiai Bisri Mustofa. Tak pikir panjang beliau pun berinisiatif untuk mengundang Kiai Sya’roni Ahmadi Kudus. Beberapa hari sebelum acara maulid Nabi diselenggarakan, terdengar kabar meninggalnya Kiai Bisri Mustofa, Kiai A’wani yang kala itu menjadi panitia pun kaget mendengar berita tersebut.
Beliau menjadi tahu sir (hikmah) mengapa Syaikhina Maimoen Zubair mengutus beliau untuk mengundang Kiai lain. Ternyata Syaikhina Maimoen Zubair sudah tahu (kasyf) kalau Kiai Bisri Mustofa akan wafat sebelum acara diselenggarakan.
Para Nabi begitu juga para pewarisnya diistimewakan oleh Allah swt. dengan ilmu kasyf yaitu bisa melihat hal gaib/sesuatu yang tak kasat mata seperti masa depan atau sesuatu yang terbenak dalam hati seseorang, namun mereka, para wali dilarang untuk menyampaikan apa yang dilihat oleh mata batinnya kepada orang awam sebagaimana pendapat beberapa ulama yang mengatakan demikian. Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan :
أن النبي صلى الله عليه وسلم صعد أحدا وأبو بكر وعمر وعثمان فرجف بهم فقال اثبت أحد فإنما عليك نبي وصديق وشهيدان
Anas bin Malik bercerita bahwa suatu hari Rasulullah naik ke puncak gunung Uhud bersama Abu Bakar, Umar dan Utsman. Lalu gunung Uhud bergetar ketika dinaiki oleh Nabi dan sahabatnya itu. Beliau pun bersabda: “Tenanglah wahai Uhud, diatasmu ada seorang Nabi, shiddiq dan dua orang yang syahid”.
Baginda Nabi diberi ilmu oleh Allah swt. tentang apa-apa yang akan terjadi di masa mendatang, beliau mengatakan kepada Uhud ada dua orang yang syahid yang berada di atasnya yakni sahabat Umar dan Utsman di mana beliau berdua akan mati terbunuh saat memimpin umat muslim sepeninggal pendahulunya. Hal ini merupakan setetes dari luasnya lautan ilmu yang dimiliki Rosulullah tentang masa depan.
Kisah tersebut diceritakan oleh KH. A’wani disela-sela mengajar Fathul Qarib di bulan Sya’ban 1440 H di Ponpes Al-Musthofa Lodan, Rembang.
Sumber: bangkitmedia.com
ADS HERE !!!