Sosok Guru Mulia Al-Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa adalah seorang ulama yang selalu memberikan kasih sayang kepada siapa saja. Dikenal sosok yang lembut, sehari-hari Habib Mundzir selalu berdakwah melalui berbagai majlis yang terus mengumandangkan shalawat, khususnya Majlis Rasulullah. Habib Mundzir berdakwah sampai pelosok kampung Papua.
Banyak karomah dan keistimewaan yang dimiliki Habib Mundzir. Tulisan ini akan mengupas 9 karomah Habib Mundzir yang sangat tepat menjadi refleksi semua umat Islam dalam menjalani hidup sehari-hari.
Pertama, Al-Habib Munzir al-Musawa tidak memiliki rumah
Seseorang pernah bertanya kepada Habib Munzir: “Wahai Habib, bukankah Rasul saw. juga punya rumah walau sederhana?”
Habib Munzir tertegun dan menangis, beliau berkata: “Iya betul, tapi kan Rasul saw. juga tidak beli tanah, beliau diberi tanah oleh kaum Anshar, lalu bersama-sama membangun rumah, saya takut dipertanyakan Allah kalau ada orang muslim yang masih berumahkan koran di pinggir jalan dan digusur-gusur, sedangkan bumi menyaksikan saya tenang-tenang di rumah saya.”
Kedua, perjumpaan Al-Habib Munzir dengan Wali Besar Tarim.
Seorang wali besar Tarim, salah satu guru al-Habib Umar bin Hafidz yang bernama al-Habib Abdul Qadir al-Masyhur, saat al-Habib Munzir datang menjumpainya, maka al-Habib Abdul Qadir al-Masyhur yang ketika itu usianya sudah tua renta langsung menangis dan berkata: “Wahai Muhammad…!”
Maka al-Habib Munzir berkata: “Saya Munzir, nama saya bukan Muhammad.”
Lalu al-Habib Abdul Qadir al-Masyhur berkata: “Engkau Muhammad saw.!, Engkau Muhammad saw.!”
Maka al-Habib Munzir diam. Kemudian saat al-Habib Umar bin Hafidz datang, maka segera al-Habib Abdul Qadir al-Masyhur berkata: “Wahai Umar, inilah Maula Jawa (Tuan Penguasa Pulau Jawa).”
Al-Habib Umar bin Hafidz pun hanya tersenyum mendengarnya.
Ketiga, kesaksian seorang Ibu dari Australia Jama’ah Majelis Rasulullah saw.
Kita saksikan, kemanapun al-Habib Munzir pergi pasti disambut tangis umat dan cinta. Bahkan sampai ke pedalaman Papua, ongkos sendiri, masuk ke daerah yang sudah ratusan tahun belum dijamah para da’i, ratusan orang yang sudah masuk Islam di tangan al-Habib Munzir, banyak orang bermimpi Rasul saw. selalu hadir di majelisnya.
Dikisahkan bahwa ada seorang ibu-ibu dari Australia yang selalu mimpi jumpa Rasulullah saw. Ia sudah bai’at dengan banyak thariqah, dan 10 tahun ia tak lagi bisa melihat Rasul saw. Entah kenapa. Namun ketika ia hadir di Majelis al-Habib Munzir tepatnya yaitu saat Majelis Rasulullah saw. digelar di Masjid Almunawar, ia bisa melihat lagi Rasulullah saw.
Maka si ibu itu berkata: ”Sungguh, Habib yang satu ini adalah Syeikh Futuhku, dia membuka hijabku tanpa ia mengenalku, dia benar-benar dicintai oleh Rasulullah saw.”
Lalu kabar tersebut disampaikan kepada al-Habib Munzir, dan beliau hanya menunduk malu.
Keempat, Al-Habib Munzir saat diminta Mendoakan Al-Habib Umar Maulakhela.
Ketika banyak orang yang meminta supaya al-Habib Umar Maulakhela didoakan agar sembuh dari sakitnya, maka beliau al-Habib Munzir dengan tenang menjawab:
“Al-Habib Novel bin Jindan yang akan wafat, dan al-Habib Umar Maulakhela masih panjang usianya.”
Benar saja, keesokan harinya al-Habib Novel bin Jindan wafat, dan al-Habib Umar Maulakhela sembuh dan keluar dari rumah sakit setelah beberapa hari opname.
Kelima, Al-Habib Munzir saat diminta mendoakan Al-Habib Anis Al-Habsyi.
Ketika al-Habib Anis al-Habsyi Solo sakit keras dan dalam keadaan kritis, orang-orang mendesak al-Habib Munzir untuk menyambangi dan mendoakan al-Habib Anis, maka beliau berkata pada orang-orang dekatnya bahwa al-Habib Anis akan sembuh dan keluar dari opname. Insya Allah kira-kira masih sebulan lagi usia beliau.
Betul saja, al-Habib Anis sembuh, dan sebulan kemudian wafat.
Keenam, kejadian hendak meletusnya Gunung Papandayan
Ketika Gunung Papandayan bergolak dan sudah dinaikkan posisinya dari siaga 1 menjadi “awas”, maka al-Habib Munzir dengan santai berangkat ke sana. Sesampainya ke ujung kawah, al-Habib Munzir berdoa dan melemparkan jubahnya ke kawah. Sesaat kemudian kawah itu reda hingga kini. Kejadian ini sudah bertahun-tahun yang lalu dan VCD/ -dokumentasinya disimpan di markas Majelis Rasulullah saw. Namun beliau al-Habib Munzir melarang untuk disebarkan.
|
Habib Umar bin Hafidz dan Habib Munzir al-Musawa |
Ketujuh, kisah sang dukun Beji Depok.
Ketika al-Habib Munzir masuk ke wilayah Beji Depok, yang terkenal dengan sihir dan para dukun jahatnya, malam itu al-Habib Munzir mengadakan acara Maulid Nabi saw.
Keesokan harinya seorang dukun mendatangi panitia acara tersebut dan berkata:
“Saya ingin jumpa dengan Tuan Guru yang semalam buat Maulid di sini..!”
Orang-orang yang melihat dan mendengarnya menjadi kaget, karena dia terkenal dukun jahat dan tak pernah shalat serta tak mau dekat dengan ulama pun juga sangat ditakuti.
Ketika ditanya kenapa, dukun itu menjawab: “Saya mempunyai 4 Jin khodam, semalam mereka lenyap, lalu Subuh tadi saya lihat mereka (para Jin khodam itu) sudah pakai baju putih dan sorban dan sudah masuk Islam. Ketika saya tanya kenapa kalian masuk Islam dan jadi begini? maka Jin-jinku menjawab:
“Apakah juragan tidak tahu? Semalam ada Kanjeng Rasulullah saw. hadir di acara al-Habib Munzir, kami masuk Islam karenanya.”
Pada saat bersamaan, seorang dukun di Beji Depok yang mempunyai dua ekor macan jadi-jadian yang dipergunakan untuk menjaga rumahnya. Malam itu macan jadi-jadiannya hilang, kemudian ia mencarinya. Ia menemukan kedua macan jadi-jadiannya itu sedang duduk bersimpuh di depan pintu masjid mendengarkan ceramah al-Habib Munzir.
Kedelapan, gangguan jahat menyerang murid-murid Al-Habib Munzir.
Saat berapa murid al-Habib Munzir berangkat ke Kuningan, Jawa Barat, daerah yang terkenal ahli santet dan jago sihirnya, maka al-Habib Munzir menepuk bahu muridnya dan berkata: “Ma’annabiy…! -, berangkatlah, Rasul saw. bersama kalian.”
Maka saat mereka membaca maulid, tiba-tiba terjadi angin ribut yang mengguncang rumah itu dengan dahsyat, lalu mereka meminta kepada Allah perlindungan, dan teringat al-Habib Munzir dalam hatinya. Tiba-tiba angin ribut tersebut reda, dan mereka semua mencium aroma minyak wangi yang biasa dipakai al-Habib Munzir yang seakan lewat di hadapan mereka. Dan terdengar pula ledakan bola-bola api di luar rumah yang tak bisa masuk ke rumah itu.
Ketika mereka pulang dan diceritakan semua kejadian tersebut kepada al-Habib Munzir, beliau hanya senyum dan menunduk malu.
Kesembilan, saat Al-Habib Munzir berdakwah di Bali.
Saat al-Habib Munzir berkunjung ke Bali dan hendak menginap di salah satu hotel, berkatalah muslimin di sana:
“Habib, semua hotel penuh, kami tempatkan Habib di tempat yang dekat dengan kediaman Raja Leak (Raja Dukun Leak di Bali).”
Maka al-Habib Munzir membalasnya dengan senyuman pertanda setuju.
Keesokan harinya, Raja Leak itu, yang terkenal sangat jarang keluar dari dalam rumahnya, siang itu dia keluar dari sarangnya seraya berkata: “Saya mencium wangi Raja dari Pulau Jawa ada di sekitar sini semalam.”
Itulah sosok Habib Mundzir bin Fuad Al-Musawa. Sosok Habib yang selalu menebarkan kasih sayang, berdakwah selalu diiringi wanginya Majlis Rasulullah. Semua santrinya selalu mengenangnya sebagai spirit mengikuti amaliyah Habib Mundzir dalam berdakwah. Karomah-karomahnya sebenarnya sangat banyak, 9 karomah yang terekam ini sama sekali tak seberapa dibandingkan fakta karomahnya yang disaksikan para santri dan pecintanya.
Wallahu A’lam
Sumber: bangkitmedia.com