Keris pusaka yang dimiliki Pangeran Diponegoro ada dua, yaitu; keris nogo siluman dan keris bondho yudho.
Keris nogo siluman pernah diisukan berada di Belanda, tetapi sekarang keberadaannya tidak diketahui. Sedangkan keris bondho yudho adalah keris andalan yang dimiliki oleh Pangeran Diponegoro. Keris bondho yudho dulunya berupa anak panah yang bernama kyai sarutomo.
Alkisah, saat Pangeran Diponegoro sedang melakukan tafakur (semedi) di daerah Pantai Parangkusumo, Yogyakarta, tiba-tiba ia didatangi oleh sesosok makhluk bercahaya yang tidak lain adalah Sunan Kalijaga. Setelah Pangeran Diponegoro mendapat wejangan dari Sunan Kalijaga agar berhati-hati karena keraton akan rusak, agar mengawal ayahnya (Sultan Hamengkubowono ke-3) yang sedang menghadapi kemelut di keraton, dan agar mengganti namanya menjadi Abdul Hamid.
Usai memberi wejangan kepada Pangeran Diponegoro, maka hilanglah wujud Sunan Kalijaga. Setelah Sunan Kalijaga meninggalkan Pangeran Diponegoro, meluncurlah sebuah anak panah bercahaya dari arah langit ke arah depan Pangeran Diponegoro. Bersamaan dengan menancapnya anak panah di depan Pangeran Diponegoro, Sunan Kalijaga berkata; bahwa anak panah itu bernama kyai sarutomo.
Selanjutnya, Pangeran Diponegoro membawa anak panah itu ke Tegalrejo (Magelang). Di Tegalrejo, Pangeran Diponegoro merubah anak panah itu menjadi jundrik (pisau/keris kecil) yang diberi nama kyai sarutomo. Setelah jundrik itu diberi rangka dan hiasan, kemudian dihadiahkan kepada istrinya yang bernama RA. Maduretno sebagai pusaka. Ketika RA. Maduretno meninggal dunia, pusaka itu diambil kembali oleh Pangeran Diponegoro.
Setelah beberapa kali melakukan peperangan melawan Belanda, di daerah Banyu Meneng (Kulonprogo) Pangeran Diponegoro mengubah kembali jundrik kyai sarutomo dilebur dengan keris abijoyo (milik Pangeran Diponegoro) dan tombak kyai barutubo (milik Syaikh Utsman Ali Basya). Syaikh Utsman Ali Basya adalah salah satu panglima perangnya Pangeran Diponegoro. Maka, jadilah ketiga pusaka itu menjadi satu, yaitu berupa keris yang bernama keris bondho yudho.
|
Tombak peninggalan Pangeran Diponegoro |
Keris bondho yudho terdiri dari 3 unsur, yaitu; anak panah pemberian Sunan Kalijaga, keris milik Pangeran Diponegoro, dan tombak milik Syaikh Utsman Ali Basya.
Keris bondho yudho inilah yang menemani Pangeran Diponegoro selama menjalani peperangan melawan Belanda. Bahkan keris bondho yudho ini ikut dikubur setelah wafatnya Pangeran Diponegoro. Maka, tidaklah mengherankan jika keris bondho yudho ini menjadi pusaka andalan Pangeran Diponegoro.
Pangeran Diponegoro tidak menjelaskan panjang lebar tentang bentuk dan wujud keris bondho yudho miliknya dalam babad yang ditulis oleh beliau.
Wallahu A’lam
Oleh: Saifur Ashaqi
Disarikan dari penjelasan Roni Sodewo (Keturunan Pangeran Diponegoro)
Sumber: Babad Diponegoro karya Pangeran Diponegoro yang ditulis dengan tulisan Arab Pegon
ADS HERE !!!