Suatu ketika ada wali santri yang pasrah kepada KH. Syansuri Badawi. Harapannya agar sang anak menjadi alim serta shalih.
Mendengar harapan salah seorang wali santri tersebut, KH. Syansuri Badawi berujar: “Agar anak kita alim dan shalih sebenarnya gampang. Kita sebagai orang tua harus menjadi shalih terlebih dahulu,” katanya kepada wali santri.
Dalam pandangan murid langsung KH.M. Hasyim Asy’ari tersebut, berharap anak alim dan shalih tidak bisa tiba-tiba. “Sebelum anak besar, sudah terdidik. Bahkan saat proses berhubungan suami istri juga diawali dengan cara yang shalih,” katanya.
Cerita ini disampaikan H. Lukman Hakim, mudir Pesantren Tebuireng akhir Juni lalu.
Selanjutnya, Pak Lukman, sapaan akrabnya berpesan kepada , calon orang tua untuk mengawali proses pembuahan janin dengan cara yang dianjurkan. “Mulai dulu dengan shalat tahajud, membaca surat Maryam, Yusuf, baru kemudian berhubungan dengan pasangan,” sergahnya.
Sehingga bila cara shalih tersebut tidak dilakukan, jangan disalahkan kalau anak kurang cakap. “Karena ketika memproses ada yang salah,” tegasnya.
Namun bila merasa telah melalui proses yang salah, hal tersebut tidak harus diratapi. “Ya sudah, sekarang ini saatnya menjaga anak,” ungkapnya.
Bagaimana cara menjaga anak saat di pesantren? “Yakni anak kita dijaga dari hal-hal yang haram,” pesannya.
Kalau sudah di pondok, jangan ada kiriman haram yang diterima anak. “Bila kita membiayai anak dengan penghasilan yang haram, maka pikiran anak jadi judek. Karena kalau makan satu suapan saja dari barang haram, maka hatinya akan gelap,” ungkapnya.
Karena itu pada kesempatan tersebut, Pak Lukman mengajak para wali santri untuk memperbanyak permintaan ampun yakni membaca istighfar dalam jumlah yang tidak terbatas. “Itu juga yang diajarkan Hadratussyaikh, KH.M. Hasyim Asy’ari,” ujarnya.
Setelah memperbanyak istighfar dan memastikan kiriman anak dari rezeki halal, berikutnya adalah ikhlash. “Pasrahkan saja perkembangan anak-anak anda kepada pesantren,” tandasnya.
Sumber: bangkitmedia.com
ADS HERE !!!