Pangeran Diponegoro adalah salah satu putra Sultan Hamengkubowono ke-3 yang memilih hidup menjadi rakyat biasa. Ia berkelana dari pesantren ke pesantren lain, dari masjid ke masjid lain, dan dari perkampungan ke perkampungan lain.
Dalam perjalanannya berkelana dari satu daerah ke daerah lain, ia menyempatkan bertafakur di pantai Parangkusumo, Yogyakarta. Saat ia bertafakur (semedi) tiba-tiba ia didatangi oleh salah satu tokoh yang dikagumi olehnya, yaitu Sunan Kalijaga.
Dalam keadaan sadar dan tidak sadar, Sunan Kalijaga mendatangi Pangeran Diponegoro dengan wujud sosok yang diiringi oleh cahaya terang. Sunan Kalijaga berpesan kepada Pangeran Diponegoro:
1.) Memerintahkan agar mengubah nama samarannya menjadi Abdul Hamid
2.) Menjaga ayahnya (Sultan Hamengkubowono ke-3) yang sedang menghadapi kekisruhan dan kekacauan di dalam keraton akibat diadu domba oleh Belanda
3.) Menolak menjadi putra mahkota sebagai pengganti kedudukan ayahnya sebagai Sultan, sebab suatu saat akan dijebak oleh Belanda
4.) Memerintahkan Pangeran Diponegoro agar kembali ke Tegalrejo (Magelang)
|
Makam Pangeran Diponegoro dan istri |
|
Babad Diponegoro |
Dalam kesempatan sebelumnya, ketika Pangeran Diponegoro sedang duduk-duduk di sebuah bukit datanglah sosok Sunan Kalijaga dengan diiringi cahaya. Dalam kesempatan itu, Sunan Kalijaga berkata: “Wahai Abdurrahim, ketahuilah bahwa dirimu sudah ditentukan oleh takdir akan menjadi seorang pemimpin walaupun sebentar.”
Wallahu A’lam
Oleh: Saifur Ashaqi
Disarikan dari penjelasan Roni Sodewo (Keturunan Pangeran Diponegoro)
Sumber: Babad Diponegoro karya Pangeran Diponegoro yang ditulis dengan tulisan Arab Pegon
ADS HERE !!!