Perlu diketahui, bahwa ada beberapa orang yang berjasa terhadap perjuangan Pangeran Diponegoro dalam mengusir Kolonial Belanda. Diantara orang-orang tersebut, ada dua orang yang jarang disebut dalam cerita-cerita dan buku-buku sejarah Pangeran Diponegoro, akan tetapi keduanya sangat berjasa terhadap diri Pangeran Diponegoro. Karena keduanya merupakan pengikut sekaligus pelayan yang sangat setia dan patuh kepada Pangeran Diponegoro. Dan dua orang tersebut bernama; Joyo Suroto dan Banteng Wareng. Joyo Suroto berasal dari dukuh Bedog dan Banteng Wareng berasal dari daerah Bagelan, Purworejo.
Pada suatu waktu, saat pasukan Pangeran Diponegoro mengadakan peperangan melawan Belanda di wilayah Kebumen. Di saat itulah Pangeran Diponegoro menderita penyakit malaria, hingga akhirnya Pangeran Diponegoro minta ditinggal di dalam hutan hanya bertiga, yaitu; Pangeran Diponegoro, Joyo Suroto, dan Banteng Wareng.
Suatu malam, saat Pangeran Diponegoro sedang ditemani kedua pelayannya itu, tiba-tiba ada seekor harimau membawa seekor kijang (rusa), seolah-olah harimau itu menggiring-nggiring kijang ke arah peristirahatan (tempat berbaring) Pangeran Diponegoro. Hingga kedua pelayannya itu ketakutan, namun ditenangkan oleh Pangeran Diponegoro. Akhirnya, kijang itu pun disembelih dan dijadikan bekal makanan untuk mereka.
Kesetiaan dan kepatuhan Joyo Suroto dan Banteng Wareng kepada Pangeran Diponegoro tidak dipungkiri lagi hingga saat Pangeran Diponegoro diasingkan oleh Belanda ke Manado, keduanya ikut mendampingi Pangeran Diponegoro di tempat pengasingan. Sampai akhirnya keduanya pun wafat dan dimakamkan di pulau Sulawesi.
Wallahu A’lam
Oleh: Saifur Ashaqi
Disarikan dari penjelasan Roni Sodewo (Keturunan Pangeran Diponegoro)
Sumber: Babad Diponegoro karya Pangeran Diponegoro yang ditulis dengan tulisan Arab Pegon
ADS HERE !!!